2025-05-23
Ratusan petani binaan PTPN melakukan protes alih fungsi lahan perkebunan teh Pangalengan yang dijadikan tanaman sayuran dan wortel, mereka mencabuti tanaman sayuran dan membakar gubuk yang diduga digunakan para pelaku penggundulan kebub teh, Selasa (22/5/2025)

Lihat Foto

Ratusan petani binaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) melakukan aksi penolakan terhadap alih fungsi lahan kebun teh menjadi lahan pertanian sayuran seperti wortel dan kentang.

Mereka mengungkapkan keresahan terhadap maraknya perusakan kebun teh yang berdampak langsung pada mata pencaharian mereka.

Wildan Awaludin, salah satu warga yang turut menyuarakan protes, menjelaskan bahwa warga lokal yang bekerja sebagai pemetik teh kehilangan pekerjaan akibat pengalihfungsian lahan.

“Jadi, ini dibabatnya oleh orang desa sekitar juga. Mereka dibayar karena mungkin tidak punya penghasilan juga, jadi pas disuruh asal kerjakan saja,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (22/4/2025).

Wildan juga menuturkan bahwa ayahnya yang bekerja sebagai mandor di kebun teh kini terdampak langsung oleh konflik ini.

Seberapa Luas Lahan yang Dikonversi?

Plt Camat Pangalengan, Vena Andriawan, membenarkan bahwa aksi protes terjadi di kebun teh Blok Pahlawan, Desa Pangalengan.

Ia menyebutkan bahwa proses alih fungsi telah berlangsung cukup lama dan kini meluas hingga hampir 100 hektar.

“Ya, dari PTPN ya kami terus terang keterbatasan personel untuk menjaga. Karena memang misalnya dijaga yang sektor A, sektor B dijarah, gitu ya. Dan itu seperti kucing-kucingan,” ungkap Vena.

Vena juga menyebutkan bahwa luasnya area lahan, sekitar 6.000 hektar, membuat pengawasan sangat sulit dilakukan secara menyeluruh. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang memanfaatkan celah tersebut untuk mengalihfungsikan lahan secara ilegal.

Dalam aksi protes, petani menunjukkan kemarahan mereka dengan mencabuti tanaman sayur dan membakar beberapa saung yang diduga digunakan oleh para pelaku penggundulan lahan. 

Aksi ini dipicu oleh kekesalan yang memuncak terhadap kerusakan kebun teh yang dulunya menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar.

“Karena kemarin tuh ada 400 orang yang hadir dari serikat petani perkebunan. Pasti ada saja orang yang marah, apalagi dulunya kebun teh, sekarang terlihat jadi perkebunan sayur,” kata Vena.

Apa Langkah Pihak Berwenang?

Kapolsek Pangalengan, AKP Edi Permana, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menyelidiki kasus pengalihfungsian lahan ilegal ini.

Edi menjelaskan bahwa saat aksi protes berlangsung, pihak PTPN sebenarnya sedang mencoba melakukan penanaman kembali di lahan yang telah gundul. Namun emosi petani yang memuncak membuat situasi tak terkendali.

“Itu sedang dalam penyelidikan kami. Memang kemarin sempat terjadi insiden pembakaran dan pencabutan tanaman sayuran wortel dan kentang,” ujarnya.

Bupati Bandung, Dadang Supriatna, mengecam keras tindakan perusakan dan pengalihfungsian lahan secara ilegal tersebut. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung tidak pernah mengeluarkan izin terkait perubahan lahan.

“Perusakan lahan Pangalengan harus dilakukan penindakan sesuai dengan aturan undang-undang,” tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa pemerintah tidak dapat sembarangan mengeluarkan izin tanpa memeriksa status Hak Guna Usaha (HGU) dan Hak Pengelolaan Lahan (HPL).

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Ratusan Petani Kebun Teh Pangalengan Cabut Sayuran dan Bakar Gubuk, Protes Alih Fungsi Lahan“.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *