2025-06-23
Serangan Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran memicu kekhawatiran lonjakan harga minyak dunia. Investor bersiap menghadapi gejolak pasar dan meningkatnya risiko inflasi global.

Lihat Foto

Iran, yakni: Fordow, Natanz, dan Isfahan pada Minggu (22/6/2025).

Serangan tersebut diumumkan langsung oleh Presiden AS Donald Trump di tengah eskalasi konflik yang sudah tegang antara Iran dan Israel.

Langkah ini diambil meski sebelumnya Iran telah memperingatkan AS agar tidak ikut campur dalam konfrontasinya dengan Israel, dikutip Kompas.com, Minggu (22/6/2025).

Aksi militer ini memunculkan babak baru dalam pembentukan dua blok kekuatan di kawasan: poros Iran dengan jaringan milisinya dan poros AS-Israel yang ditopang kekuatan militer konvensional besar.

Menanggapi serangan tersebut, Iran tidak tinggal diam.

Angkatan bersenjata Iran meluncurkan balasan dengan menarget Bandara Internasional Ben Gurion di Israel, serta sejumlah pusat kendali dan pangkalan logistik dalam dua gelombang serangan rudal.

Total, sekitar 30 rudal diluncurkan dari Iran, memicu sirene peringatan dan ledakan di Tel Aviv dan Yerusalem.

“Gelombang ke-20 Operasi True Promise 3 dimulai dengan menggunakan kombinasi rudal berbahan bakar cair dan padat jarak jauh dengan daya hulu ledak yang dahsyat,” ungkap militer Iran, dikutip kantor berita Fars.

Presiden Trump mengeklaim bahwa situs Fordow telah hancur akibat serangan yang melibatkan bom penghancur bunker dan rudal Tomahawk, dikutip Reuters.

“Fordow sudah lenyap,” tulis Trump melalui media sosial Truth Social, dikutip Kompas.com, Minggu (22/6/2025).

Ia pun mendesak Iran agar menghentikan perang ini.

Meski begitu, pihak Iran menyatakan bahwa situs-situs yang diserang telah dikosongkan sebelumnya.

“Tidak ada bahan yang tertinggal di sana yang jika diserang akan menimbulkan radiasi dan membahayakan rakyat kami,” kata Hassan Abedini, Wakil Kepala Politik Penyiaran Nasional Iran.

Iran dan Poros Perlawanan

Di tengah konflik yang terus meningkat, muncul pertanyaan besar: siapa yang berdiri di belakang Iran?

Iran selama ini dikenal sebagai bagian dari jaringan “Axis of Resistance” atau Poros Perlawanan, yang mencakup Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, milisi Syiah di Irak, serta Hamas di Gaza dan Tepi Barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *