
Badan Gizi Nasional (BGN) resmi menonaktifkan operasional dapur penyedia makan bergizi gratis (MBG) milik Sekolah Bosowa Bina Insani di Kota Bogor.
Langkah ini diambil menyusul kasus dugaan keracunan massal yang menimpa sedikitnya 223 siswa dan guru dari 13 sekolah yang menerima layanan MBG dari dapur tersebut.
“Sementara non aktif untuk evaluasi mendasar,” ujar Kepala BGN, Dadan Hindayana, kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (14/5/2025).
Dadan menjelaskan bahwa penonaktifan bersifat sementara, namun akan berlangsung hingga semua perbaikan yang disyaratkan, termasuk peningkatan standar operasional prosedur (SOP), benar-benar dilaksanakan.
“Sampai semua saran upgrading sesuai SOP dipenuhi,” tambahnya.
Apa Hasil Pemeriksaan Laboratorium terhadap Makanan MBG?
Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, menyampaikan hasil uji laboratorium yang dilakukan terhadap sampel makanan MBG.
Dari hasil pemeriksaan selama hampir empat hari, ditemukan bahwa dua jenis makanan yang didistribusikan mengandung bakteri berbahaya, yaitu E. Coli dan Salmonela.
“Dari hasil pemeriksaan lab kurang lebih hampir 4 hari terakhir, hasilnya menunjukkan beberapa bahan itu mengandung bakteri Coli dan Salmonela,” jelas Dedie di Rumah Dinas Wali Kota Bogor, Senin (12/5/2025).
Dua jenis makanan yang terdeteksi mengandung bakteri tersebut adalah telur ceplok dengan saus barbeque dan tumis tahu tauge.
Disebutkan bahwa telur dimasak pada malam hari dan baru didistribusikan ke siswa pada siang harinya, memberikan ruang bagi bakteri untuk berkembang.
Kontaminasi bakteri tersebut menyebabkan gejala keracunan pada ratusan siswa dan guru, mulai dari muntah-muntah hingga diare.
Proses pendistribusian yang tidak sesuai standar kebersihan dan penyimpanan makanan diduga menjadi pemicu utama merebaknya bakteri dalam makanan.
Selain memeriksa sampel makanan, pihak berwenang juga memeriksa air yang digunakan serta melakukan pemeriksaan langsung terhadap kondisi kesehatan siswa. Namun, sejauh ini hasil akhir dari pemeriksaan tersebut masih menunggu.
“Air juga kita periksa, kemudian juga ada pemeriksaan langsung kepada tubuh dari siswa, hasilnya sore ini. Tetapi kesimpulan sementara yang bisa kami sampaikan hari ini bahwa telah terjadi pendistribusian makanan yang mengandung bakteri Coli dan juga Salmonela,” ungkap Dedie.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Buntut 223 Pelajar Kota Bogor Keracunan Makan Bergizi Gratis, 13 Sekolah Tak Dapat MBG Sementara.