
Korban terdiri dari 4 anggota TNI dan 9 warga sipil yang berada di lokasi kejadian.
Ledakan tersebut terjadi saat proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa yang dilakukan oleh TNI.
Amunisi yang hendak dimusnahkan itu sebelumnya telah disusun di lokasi khusus.
Dalam sejumlah dokumentasi berupa foto dan video yang diterima Tribun Jabar, tampak amunisi berukuran besar—sebesar paha orang dewasa—ditata dan siap dimasukkan ke dalam lubang yang disiapkan untuk proses penghancuran.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen Wahyu Yudhayana, mengungkapkan bahwa sebanyak tiga sumur telah disiapkan untuk kegiatan pemusnahan tersebut.
Ia menduga, salah satu dari sumur itu—yang fotonya tersebar luas di media—merupakan lokasi peledakan yang akhirnya menewaskan para korban.
Brigjen Wahyu memaparkan kronologi insiden tersebut. Ia mengatakan bahwa sebelum peledakan dilakukan, seluruh personel dan area telah melalui proses pemeriksaan keamanan.
“Tim penyusun amunisi ini menyiapkan dua lubang sumur, lalu tim pengamanan masuk dan dinyatakan aman hingga dilakukan peledakan di dua sumur tadi,” ujarnya.
Namun, masalah terjadi saat tim menyiapkan satu lubang tambahan untuk memusnahkan sisa detonator. Di sinilah insiden tragis itu terjadi.
“Nah, saat tim penyusun tim amunisi menyusun amunisi aktif yang tak layak pakai di lubang itu, tiba-tiba terjadi ledakan hingga akibatkan 13 orang meninggal dunia karena ledakan,” kata Brigjen Wahyu.
Kesembilan warga sipil yang menjadi korban telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk, Garut, untuk penanganan lebih lanjut. Sementara itu, TNI terus berkoordinasi dengan pihak terkait guna memastikan area ledakan benar-benar aman bagi masyarakat.
“Lokasi disterilkan petugas, khawatir masih ada beberapa bahan bahaya yang perlu diamankan. Soal penyebabnya masih dilakukan penyidikan oleh TNI AD, termasuk korban sipil,” jelasnya.
Adapun lahan yang digunakan untuk proses pemusnahan amunisi itu merupakan milik BBKSDA Garut. Lokasinya jauh dari permukiman dan selama ini memang kerap dipakai untuk kegiatan serupa secara rutin.
“Kami segenap keluarga besar TNI berbela sungkawa. TNI yang menjadi korban musibah ini merupakan prajurit yang miliki dedikasi tinggi dan kami juga duka cita atas meninggalnya warga sipil,” pungkas Brigjen Wahyu.
Korban Jiwa: Nama-Nama yang Gugur
Berikut ini adalah daftar 13 korban meninggal dunia dalam tragedi tersebut:
Personel TNI:
- Kolonel Cpl Antonius Hermawan
- Mayor Cpl Anda Rohanda
- Kopral Dua Erik Priambodo
- Prajurit Satu Aprio Seriawan
Warga sipil:
- Agus bin Kasmin
- Ipan bin Obur
- Anwar bin Inon
- Iyus Ibin bin Inon Iyus
- Rizal bin Saifullah
- Totok
- Bambang
- Rustiawan
- Endang