
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat pusat gempa berada di laut, sekitar 143 kilometer arah selatan Kota Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, dengan kedalaman 36 kilometer.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa tersebut tergolong dangkal dan dipicu oleh aktivitas penyesaran di dasar laut.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip, yang umum terjadi di zona ini,” ujar Daryono.
Jenis gempa ini memang sering terjadi di zona subduksi aktif seperti wilayah selatan Jawa Barat. Mekanisme strike-slip terjadi saat dua lempeng bumi bergeser secara horizontal satu sama lain.
Seberapa Luas Dampak Guncangan yang Dirasakan?
Dampak gempa dirasakan cukup luas, terutama di wilayah pesisir selatan Jawa Barat. Guncangan paling kuat terjadi di Tegalbuleud dengan intensitas III-IV MMI. Getaran pada skala ini umumnya dirasakan banyak orang dalam rumah, bahkan bisa menyebabkan pecahnya gerabah dan berderiknya jendela.
“Di daerah Nagrak dan Garut, guncangan tercatat pada skala III MMI, sementara wilayah seperti Sukabumi, Cianjur, Cidolog, dan Cidadap mengalami intensitas II-III MMI. Getaran ringan juga terasa di Cihanjuang, Citeko, Cisarua, Pelabuhan Ratu, dan Kota Bandung pada skala II MMI,” terang Daryono.
Sejumlah warga pun membenarkan guncangan tersebut. Aprianti (33), warga Kebonpedes, Sukabumi, menyampaikan bahwa gempa cukup terasa di daerahnya.
“Di sini lumayan terasa kencangnya, tapi gak lama. Sampai mau pada keluar rumah,” ujarnya.
Andri, warga Cibadak, Sukabumi, juga mengungkapkan hal serupa.
“Terasa kencangnya di sini lumayan. Sempat keluar ruangan juga di sini,” ucapnya.
Meskipun tidak menimbulkan kerusakan besar, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk berhati-hati.
Daryono menegaskan pentingnya kewaspadaan, terutama terhadap kemungkinan gempa susulan.
“Kami imbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa dan segera memeriksa kondisi bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” katanya.
Hingga pukul 17.50 WIB, belum tercatat adanya gempa bumi susulan (aftershock). Meski demikian, BMKG tetap melakukan pemantauan intensif.
“Kami terus melakukan pemantauan dan akan memberikan informasi terbaru apabila terjadi gempa susulan. Keamanan masyarakat adalah prioritas utama kami,” tegas Daryono.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Gempa 5,3 SM di Pantai Selatan Sukabumi, BMKG Sebut Penyebabnya Pergerakan di Dasar Laut.