2025-05-23
Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman saat ditemui di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (22/4/2025).

Lihat Foto

Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluruskan kabar yang beredar tentang alokasi anggaran efisiensi sebesar Rp 27 miliar untuk keperluan Lembur Pakuan, kediaman resmi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, dengan tegas membantah kabar tersebut.

“Kami jelaskan ya, itu miskomunikasi, jadi tidak ada sama sekali anggaran Rp 27 miliar untuk Lembur Pakuan,” kata Herman saat ditemui di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (22/4/2025).

Lalu, Untuk Apa Anggaran Efisiensi Itu Dialokasikan?

Menurut Herman, anggaran yang dimaksud bukan ditujukan untuk renovasi atau kegiatan di Lembur Pakuan, melainkan untuk berbagai program strategis di bidang kebudayaan dan pariwisata.

“Anggaran tersebut diperuntukkan untuk keperluan penerbitan kamus atau buku budaya. Di dalamnya terdapat riset komprehensif budaya Jabar untuk mendukung sektor pariwisata dan kebudayaan,” jelasnya.

Lebih lanjut, dana itu juga digunakan untuk penataan kawasan wisata dan penyelenggaraan pentas seni guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke Jawa Barat.

Semua kegiatan ini, menurut Herman, tercantum dalam usulan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) yang telah disepakati bersama antara Pemprov dan DPRD Jabar.

Bagaimana Proses Efisiensi dan Realokasi Anggaran Dilakukan?

Herman menegaskan bahwa efisiensi anggaran dilakukan sesuai aturan yang berlaku.

“Seluruh proses efisiensi dan realokasi anggaran dilakukan secara akuntabel,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (19/4/2025).

Efisiensi ini dilandasi oleh Inpres Nomor 1 Tahun 2025 dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/833/SJ tentang Efisiensi Belanja Daerah.

Herman menyebut, Pemprov Jabar berhasil melakukan efisiensi signifikan sebesar Rp 5,1 triliun.

Realokasi dana hasil efisiensi itu difokuskan pada program-program prioritas seperti pembangunan infrastruktur (Rp 3,6 triliun), pendidikan (Rp 1,3 triliun), kesehatan (Rp 122,9 miliar), cadangan pangan (Rp 46,1 miliar), serta sektor pariwisata dan kebudayaan (Rp 35,5 miliar).

Apa Saja Program Strategis Lain yang Didanai?

Selain program kebudayaan, Herman juga menjelaskan bahwa dana efisiensi digunakan untuk mendukung kegiatan safari pembangunan.

“Ini kegiatan terobosan untuk memberikan layanan gratis jemput bola kepada masyarakat dan malam harinya sosialisasi program pembangunan melalui hiburan seni pertunjukan,” katanya.

Ia menegaskan bahwa safari pembangunan bukanlah kunjungan dinas atau perjalanan pejabat, melainkan layanan publik yang menghibur dan edukatif, sesuai dengan budaya Sunda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *