
Lippo Group baru saja meluncurkan desain rumah subsidi dengan luas bangunan 14 meter persegi sebagai contoh (mock-up) hunian yang dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan perumahan di Indonesia.
Langkah ini diambil seiring dengan rencana Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) yang akan merilis regulasi baru yang mengubah ketentuan batas minimal luas rumah subsidi.
Rumah subsidi 14 meter persegi dengan desain baru ini bertujuan untuk memberikan solusi atas masalah kesenjangan perumahan di Indonesia.
Desain Rumah Subsidi 14 Meter Persegi dengan Harga Terjangkau
Dalam acara yang berlangsung di lobi Nobu Bank, Plaza Semanggi, Jakarta Selatan pada Kamis (12/05/2025), Lippo Group memperkenalkan dua tipe rumah subsidi.
Salah satunya adalah rumah dengan luas bangunan 14 meter persegi yang memiliki satu kamar tidur, dan tipe lainnya seluas 23,4 meter persegi dengan dua kamar tidur.
Rumah subsidi ini bertujuan untuk memberikan pilihan hunian yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Menurut Vice Chairman Lippo Group, James Riady, rumah subsidi 14 meter persegi yang terletak di kawasan yang lebih jauh dari pusat kota dibanderol dengan harga mulai Rp 100 juta.

“Jadi diharapkan, di tempat yang lumayan (jauh dari pusat kota), itu harganya mulai dari Rp 100 juta, untuk yang single (satu kamar tidur),” ungkap James Riady.
Namun, James juga menambahkan bahwa harga tersebut dapat meningkat jika lokasi rumah berada lebih dekat dengan pusat kota.
Harga rumah subsidi 14 meter persegi dengan satu kamar tidur dapat naik hingga Rp 120 juta, Rp 130 juta, atau bahkan mencapai Rp 140 juta, tergantung jaraknya dari pusat kota.
Harga Rumah Subsidi Dua Kamar Tidur dan Fasilitas Pembiayaan
Sementara itu, rumah subsidi dengan dua kamar tidur dan luas 23,4 meter persegi dipatok dengan harga mulai dari Rp 125 juta.
“Kalau rumahnya ini Rp 110 juta, cicilannya cuma Rp 600-an ribu per bulan, fixed 20 tahun,” kata James menambahkan.
Hal ini menunjukkan bahwa rumah subsidi ini menawarkan cicilan yang sangat terjangkau bagi masyarakat yang membutuhkan hunian dengan harga rendah.
Lippo Group juga menyatakan kesiapan untuk memberikan investasi atau pinjaman kepada pengembang properti rumah subsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
“Kami siapkan Rp 2 triliun untuk memberi modal pada pengembang-pengembang FLPP,” tambah James.
