
Hari Tasyrik merupakan tiga hari setelah Idul Adha, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah. Pada tahun 2025, Hari Tasyrik jatuh pada 7, 8, dan 9 Juni.
Meski identik sebagai momen setelah perayaan kurban, Hari Tasyrik menyimpan nilai-nilai ibadah yang tak kalah penting.
Umat Islam dianjurkan mengisi hari-hari tersebut dengan berbagai amalan yang sarat makna spiritual dan sosial. Apa saja amalan yang dianjurkan selama Hari Tasyrik? Berikut ulasannya.
1. Memperbanyak Dzikir
Salah satu ibadah utama yang dianjurkan selama Hari Tasyrik adalah memperbanyak dzikir, khususnya takbir, tahmid, dan tasbih.
Dzikir ini merupakan bentuk pengagungan kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan, termasuk nikmat kehidupan, rezeki, dan kemampuan untuk berkurban.
Dalam hadits yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
“Hari-hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa Hari Tasyrik bukan waktu untuk berpuasa, melainkan momen untuk memperbanyak ingat kepada Allah.
2. Menyembelih Hewan Kurban
Bagi yang belum sempat menyembelih hewan kurban pada 10 Dzulhijjah (Hari Raya Idul Adha), Hari Tasyrik menjadi kesempatan terakhir untuk menunaikan ibadah kurban. Penyembelihan masih diperbolehkan hingga tanggal 13 Dzulhijjah sebelum matahari terbenam.
Ibadah kurban ini tidak hanya bernilai spiritual, tetapi juga menjadi sarana berbagi dengan sesama, terutama mereka yang membutuhkan.
3. Bersedekah
Membagikan daging kurban kepada kaum dhuafa menjadi amalan sosial yang sangat dianjurkan selama Hari Tasyrik.
Sedekah dalam bentuk daging kurban tak hanya meringankan beban orang lain, tetapi juga memperkuat rasa solidaritas dan kepedulian dalam masyarakat.
4. Menjalin Silaturahmi
Hari Tasyrik juga menjadi momen tepat untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan sosial. Mengunjungi sanak saudara, tetangga, dan sahabat bisa menjadi bentuk amalan yang mendatangkan pahala, sekaligus memperkuat ukhuwah Islamiyah.
Mengapa Puasa Dilarang Saat Hari Tasyrik?
Dalam konteks ibadah, Hari Tasyrik termasuk dalam hari-hari yang dilarang untuk berpuasa. Rasulullah SAW menyebut hari-hari ini sebagai hari makan dan minum, sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah dan sebagai bagian dari suasana kegembiraan Idul Adha.
Dengan berbagai amalan yang dianjurkan, Hari Tasyrik bukan sekadar lanjutan dari perayaan Idul Adha, tetapi juga momen untuk memperbanyak ibadah, mempererat hubungan sosial, dan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT.