
Terakhir kali dihelat pada 2014, perayaan seni terbesar di ITB tersebut akan kembali digelar tahun ini dengan puncak acara pada 19 Oktober 2025.
Sebagai pembuka, panitia menyelenggarakan praacara bertajuk “Sinestesia: Merayakan Kembali” yang berlangsung di Lapangan Merah dan Gedung CAD ITB, Minggu (25/5/2025). Acara ini menjadi awal dari rangkaian panjang menuju perayaan utama.
Membangkitkan Memori Melalui Sinestesia
Ketua Pelaksana Pasar Seni ITB 2025, Kayla Hafsah mengatakan, tema Sinestesia diangkat untuk menghidupkan kembali kenangan kolektif tentang Pasar Seni melalui pengalaman multisensori.
“Kami ingin pengunjung tidak hanya melihat, tetapi benar-benar merasakan denyut nadi Pasar Seni melalui pengalaman multisensori,” ujar Kayla.
Plt. Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Dr Nurdian Ichsan, menekankan bahwa kembalinya Pasar Seni bukan sekadar pengulangan masa lalu, melainkan babak baru dalam sejarahnya.
“Saya sangat percaya ini akan menjadi momentum perubahan. Pasar Seni kini bukan hanya milik FSRD, tetapi milik kita semua mahasiswa, dosen, alumni, dan masyarakat,” katanya.
Menelusuri Sejarah Lima Dekade
Sebagai bagian dari praacara, pameran bertajuk “Kilas Balik: Lima Dekade Pasar Seni ITB (1972–2014)” digelar di Galeri Soemardja pada 25–31 Mei 2025.
Pameran ini menampilkan arsip visual, poster, dan artefak yang merekam perjalanan panjang Pasar Seni dari generasi ke generasi.
Tak sekadar nostalgia, pameran ini dirancang sebagai ruang reflektif yang menyoroti pentingnya keberlanjutan ruang seni kolektif di Indonesia.
Program-Program Inklusif dan Partisipatif
Pasar Seni ITB 2025 mengusung sejumlah program utama yang mencerminkan semangat kolaborasi dan keberagaman, antara lain Pasa, Semangat Rupa, Laka Laku, Nyemal Nyemil, dan Saling Sua.
Seluruh program dirancang untuk membentuk ekosistem seni yang reflektif, partisipatif, dan mengangkat nilai-nilai lokalitas.
Menuju Puncak: “Setakat Lekat”
Tema besar tahun ini, “Setakat Lekat: Laku, Temu, Laju”, merepresentasikan semangat zaman yang terus berubah, kolaboratif, dan dinamis.
Sebelum hari H, sejumlah praacara seperti Beranda Bersama, Saling Senggo, dan Tapak Meriah akan digelar untuk memperluas interaksi antara seniman, komunitas, dan publik.
Melalui pendekatan kuratorial yang mendalam serta keterlibatan berbagai pihak, Pasar Seni ITB 2025 diharapkan menjadi ruang perayaan seni, refleksi kolektif, dan temu lintas disiplin yang menyatukan semua elemen dalam keberagaman.