2025-07-14
Ilustrasi bayi meninggal

Lihat Foto

Kuningan, Jawa Barat, ini kehilangan bayi pertama yang telah ia nantikan selama tujuh tahun pernikahan.

Dugaan kelalaian rumah sakit membuat Irma merasa diterlantarkan. Kini, bersama pengacara Hotman Paris, ia mencari keadilan atas kehilangan buah hatinya.

Peristiwa bermula pada Sabtu (14/6/2025) malam saat Irma mengalami pecah ketuban di rumah. Oleh bidan setempat, ia segera dirujuk ke RSUD di Kuningan, Jawa Barat.

 

Namun, setibanya di rumah sakit, tak satu pun dokter datang. Menurut pengakuan Irma dan tim pengacara, bahkan dokter jaga tidak terlihat, apalagi dokter kandungan yang tidak hadir karena hari itu bertepatan dengan akhir pekan.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

“Ketuban terus-menerus keluar sampai, katanya, petugas kebersihan sampai harus membersihkan air ketuban berkali-kali. Namun, malam itu tidak ada satu pun dokter yang datang,” ujar Hotman Paris dalam konferensi pers di Jakarta Utara, Sabtu (12/7/2025).

Irma bercerita, begitu tiba di instalasi gawat darurat (IGD), ia langsung dipindahkan ke ruang rawat inap tanpa penjelasan.

Padahal, sejak awal kehamilan, dokter kandungan sudah mengetahui ia memiliki penyakit autoimun yang membuatnya tidak memungkinkan melahirkan secara normal.

“Jadi, sejak awal kehamilan, dokter sudah tahu bahwa saya punya autoimun, dan sudah langsung bilang, ‘Ini enggak bisa lahiran normal, harus sesar’,” kata Irma.

Meski begitu, tindakan operasi tidak segera dilakukan. Irma bahkan sempat dijanjikan akan dioperasi pada Minggu pukul 05.00 WIB. Namun, janji itu tak ditepati.

“Sudah ditunggu sampai jam 05.00 WIB di hari Minggu, tapi tetap enggak datang,” tutur Irma.

Selama dua hari, Irma dan keluarganya terus menanyakan ke perawat dan petugas rumah sakit. Namun, yang dilakukan hanya pemeriksaan pembukaan dan pemberian obat pereda nyeri.

“Dicek pembukaan padahal dari awal dokter sudah tahu kalau saya punya autoimun dan tidak memungkinkan untuk lahir normal. Jadi harusnya langsung sesar, bukan malah dicek pembukaan segala,” ujarnya.

Baru pada Senin (16/6/2025) pukul 07.00 WIB, dokter kandungan datang dan memeriksa Irma. Saat itulah diketahui bahwa bayi dalam kandungannya sudah meninggal, tak ada lagi gerakan.

“Saya di sini cuma berharap, meminta keadilan buat anak saya, karena selama saya di rumah sakit saya merasa diterlantarkan. Bayi ini saya menunggunya tujuh tahun dari pernikahan,” ucap Irma, menahan tangis.

Hotman Paris mengatakan, pihaknya akan mengawal kasus ini untuk memastikan keluarga mendapatkan keadilan atas dugaan malapraktik yang terjadi.

Ia bersama suaminya didampingi tim pengacara Hotman 911, mengadukan dugaan malapraktik oleh RSUD setempat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Ibu Kehilangan Bayi Usai Diabaikan RS di Kuningan Jabar, Ngadu ke Hotman Paris

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *