2025-06-26
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana saat memberikan keterangan, Senin (23/6/2025).

Lihat Foto

Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah muncul temuan bahan mentah dan makanan ringan dalam menu yang diberikan kepada siswa.

Menanggapi hal ini, Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan klarifikasi terhadap temuan yang sempat jadi sorotan warganet tersebut

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan bahwa tidak pernah ada kebijakan resmi terkait penyaluran bahan baku dalam pelaksanaan program tersebut.

BGN: Program MBG Fokus pada Intervensi Gizi

Dadan menjelaskan bahwa MBG merupakan program intervensi gizi yang menyalurkan makanan bergizi siap santap, bukan bahan mentah.

Pernyataan ini ia sampaikan saat menghadiri kegiatan di IPDN, Jatinangor, Sumedang, pada Selasa malam (24/6/2025).

“Tidak pernah ada kebijakan menyalurkan bahan baku, karena program kita adalah program makan bergizi gratis, (ini) intervensi gizi, bukan memberikan bahan baku,” kata Dadan, seperti dilansir dari Antara.

Kasus Hanya Ditemukan di Satu SPPG

Lebih lanjut, Dadan menyebut bahwa kasus pemberian bahan mentah hanya terjadi di satu dari total 1.885 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di Indonesia.

Ia meminta agar publik tidak menyamaratakan pelayanan MBG di seluruh wilayah hanya karena temuan di satu titik.

“Sekarang telah ada 1.885 SPPG. Kalau satu berbeda, itu artinya yang salah interpretasi, yang 1 bukan yang 1.854. Artinya yang lain solid memahami prosedur yang dikeluarkan badan gizi,” jelas Dadan.

Dadan juga menjelaskan bahwa kasus tersebut terjadi karena inisiatif oknum jelang masa libur sekolah.

“Itu (oknum) yang berinisiatif, karena mikirnya mau libur, bahan awet, ya bahan baku,” ujarnya.

BGN Jelaskan Penyaluran MBG Saat Libur Sekolah

Terkait pelaksanaan MBG selama masa libur sekolah, Dadan menjelaskan bahwa distribusinya sangat bergantung pada kesiapan peserta didik untuk datang ke sekolah.

Pasalnya, MBG untuk anak sekolah memang disalurkan melalui sekolah.

“Kita harus tahu bahwa siswa itu bisa saja berasal dari daerah yang jauh, karenanya sangat tergantung kesediaan anak hadir di sekolah,” ujarnya.

“Kalau bersedia datang, semisal seminggu sekali, maka pada saat datang kita beri makan, makanan segar, kemudian dibekali dua hari dengan makanan siap makan. Contohnya telur rebus, buah, susu, kacang, dan mungkin kue kering portifikasi. Ya bukan bahan mentah, enggak ada kebijakan,” jelas Dadan.

Namun, apabila tidak ada siswa dan guru yang hadir di sekolah selama masa liburan, maka distribusi makanan bergizi untuk sementara dihentikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *