Kepolisian menyebut tindakan tersebut terjadi setelah keduanya terlibat pertengkaran sebelum keberangkatan. Ketidakharmonisan dalam rumah tangga menjadi latar belakang kejadian ini.
“Ketika petugas bersama pihak desa mengantarkan, suami dari ibu Dede dan ayah dari bayi ini informasinya merasa tidak bersalah usai menelantarkan mereka di Masjid Agung Ciawi, Tasikmalaya,” ujar Kapolsek Pagerageung, AKP Asep Saepulloh, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/4/2025).
Dalam perjalanan mudik, pasangan tersebut sempat berhenti dan menginap di Masjid Agung Ciawi. Sekitar pukul 03.00 WIB, Dede terbangun dan mengetahui suaminya telah pergi tanpa meninggalkan pesan.
Ia kemudian ditemukan oleh petugas Polsek Pagerageung dalam kondisi bingung dan bersama bayinya yang masih kecil.
Petugas kemudian membawa Dede dan anaknya ke Mapolsek Pagerageung, sebelum mengantarkannya kembali ke rumah sang suami di wilayah Pangalengan.
Saat tiba, Ade sempat menolak untuk menemui atau menerima kembali istri dan anaknya.
Menurut Asep, Ade awalnya menolak menerima Dede dan anaknya, namun akhirnya luluh setelah dibujuk oleh petugas. Mereka kemudian diterima kembali, meskipun tidak tinggal satu atap.
“Sempat dilakukan pendekatan karena mereka ini informasinya sempat menolak, sampai akhirnya ibu Dede dan bayinya ini, dengan alasan kemanusiaan, diterima kembali di sana. Namun memang tidak tinggal bersama suami dan keluarganya, tetapi di rumah kontrakan,” jelas Asep.
Dede diketahui berstatus istri siri. Namun, ia dan bayinya tercatat dalam Kartu Keluarga dengan Ade sebagai kepala keluarga. Alamat yang tertera di KTP Dede juga sama dengan alamat sang suami.
Peristiwa ini bermula dari pertengkaran antara pasangan tersebut sebelum mudik dari Pangalengan menuju Ciamis. Dalam perjalanan, mereka beristirahat di Masjid Agung Ciawi.
Saat dini hari, Dede ditinggalkan sendirian bersama bayinya. Ia lalu dievakuasi oleh petugas dan dipulangkan ke kampung halaman sang suami.
