
Yahya Waloni meninggal dunia usai menyampaikan khotbah Jumat di Masjid Darul Falah, Jalan Aroepala, Minasa Upa, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Jumat (6/6/2025) siang.
Peristiwa itu mengejutkan sekitar 200 jemaah yang hadir dalam ibadah shalat Jumat.
Terjatuh Sebelum Doa Penutup Khotbah Kedua
Menurut Harfan Jaya Sakti (39), sekretaris pengurus masjid, Ustaz Yahya Waloni terjatuh sebelum sempat membacakan doa penutup khotbah kedua.
Ia menjelaskan, dalam rukun khotbah Jumat terdapat dua bagian: khotbah pertama diakhiri dengan doa dan diikuti jeda duduk, lalu khotbah kedua dilanjutkan dengan penegasan ketakwaan, selawat, dan inti pesan sebelum doa penutup.
“Masih sempat berdiri di khotbah kedua dan mengingatkan kita pentingnya bertauhid kepada Allah SWT,” ujar Harfan, saksi mata yang duduk di saf pertama.
Kegiatan Sebelum Khotbah
Yahya Waloni dijadwalkan menjadi khatib Jumat sejak pekan lalu. Pagi harinya, ia terlebih dahulu menyampaikan khotbah Idul Adha di salah satu masjid di pusat Kota Makassar.
Bersama istrinya, Sitti Mutmainnah (34), Yahya menginap di Hotel Prima, Jalan Dr. SAM Ratulangi, sekitar 9,7 kilometer dari lokasi khotbah Jumat.
Sekitar pukul 10.30 Wita, panitia menjemput Yahya ke hotel. Ia sempat menyaksikan penyembelihan hewan kurban di halaman timur masjid. Sementara itu, sang istri dijamu di rumah seorang takmir yang berjarak sekitar 75 meter dari masjid.
Pukul 11.30 Wita, Yahya tiba di masjid dan duduk di saf pertama. Ia mengisi waktu menjelang khotbah dengan membaca Surah Al-Kahfi dan berzikir.
Khotbah Terakhir Tentang Ketaatan dan Iman
Usai azan pukul 12.05 Wita, Yahya naik ke mimbar. Menurut Harfan, tema khotbah yang dibawakan adalah tentang kekuatan iman, mengisahkan ujian Nabi Ibrahim yang diperintahkan menyembelih putranya Ismail sebagai bukti ketaatan seorang hamba.
Khotbah berlangsung sekitar 15 menit dan diikuti dengan khidmat oleh ratusan jemaah hingga ke lantai dua.
“Saya di lantai dua dan menyimak dengan jernih pesan-pesannya,” ujar Syahruddin Usman (61), guru besar Tarbiyah UIN yang turut menjadi jemaah.
Sekitar pukul 12.25 Wita, usai duduk di antara dua khotbah, Yahya kembali berdiri untuk menyampaikan khotbah kedua. Ia menyampaikan pesan tanpa teks, membaca selawat, lalu tiba-tiba memegang dada dan terjatuh di mimbar.
“Saya kira beliau mau minum. Tapi ternyata langsung terduduk. Jemaah saf depan panik. Imam dan pengurus langsung ke depan,” kata Harfan.
Mata Yahya sempat terbuka, namun menurut Harfan, beliau sudah dalam kondisi sakratulmaut. Shalat Jumat sempat terhenti.