2025-05-23
Komdigi rilis tema peringatan ke-117 Hari Kebangkitan Nasional tahun 2025 adalah Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat.

Lihat Foto

Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), momen penting dalam sejarah perjuangan bangsa menuju kemerdekaan.

Tahun 2025 menjadi peringatan ke-117 sejak lahirnya organisasi Boedi Utomo pada tahun 1908 yang menjadi tonggak awal gerakan nasional terorganisir di Indonesia.

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah merilis pedoman peringatan ke-117 Hari Kebangkitan Nasional.

Tema yang diangkat tahun ini adalah “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”. Tema ini menggambarkan semangat kolektif seluruh komponen bangsa untuk bangkit dari berbagai tantangan dan bergerak maju menuju Indonesia yang lebih kuat, mandiri, dan sejahtera.

Apa Makna Simbolik Logo Harkitnas 2025?

Logo resmi Harkitnas 2025 yang telah dirilis Komdigi mengandung makna filosofis yang mendalam:

  • Tegas dan Kokoh: Angka “117” menandakan usia peringatan Hari Kebangkitan Nasional sejak 1908.
  • Pilar Kebangsaan: Bentuk angka 11 menyerupai tiang kokoh sebagai simbol pondasi kebangsaan.
  • Titik Perubahan: Bola merah melambangkan semangat dan energi perjuangan, menjadi pusat penggerak perubahan.
  • Masa Depan: Garis horizontal biru menandakan arah kemajuan dan pandangan jauh ke depan.
  • Kebangkitan: Lengkungan emas menggambarkan gerakan bangkit yang kuat dan fleksibel, merepresentasikan semangat gotong royong.

Mengapa 20 Mei Dipilih sebagai Hari Kebangkitan Nasional?

Hari Kebangkitan Nasional berkaitan erat dengan berdirinya organisasi Boedi Utomo pada 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo dan para pelajar STOVIA di Batavia.

Boedi Utomo hadir dari keresahan terhadap penderitaan masyarakat akibat penjajahan dan bertujuan mencerdaskan bangsa melalui pendidikan.

Tokoh penting lain dalam kelahiran Boedi Utomo adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo, yang menggagas pentingnya dana pendidikan untuk pelajar pribumi yang berprestasi tetapi kurang mampu secara ekonomi. Gagasan ini kemudian didukung oleh Soetomo dan rekan-rekannya.

Boedi Utomo menjadi organisasi pelopor kebangkitan nasional yang menandai kesadaran kolektif bahwa rakyat Indonesia adalah satu bangsa, bukan sekadar kumpulan suku atau wilayah.

Bagaimana Konteks Sejarah Mendorong Kebangkitan Nasional?

Pada awal abad ke-20, rakyat Indonesia hidup dalam penindasan kolonial Belanda. Kebijakan ekonomi dan politik liberal membuat kehidupan masyarakat menderita.

Eduard Douwes Dekker, melalui novel Max Havelaar, mengkritik sistem kolonial dan membuka mata Belanda akan penderitaan rakyat.

Hal ini mendorong lahirnya kebijakan Politik Etis, yang terdiri atas tiga program utama irigasi, edukasi, dan transmigrasi.

Meskipun belum merata, kebijakan ini membuka akses pendidikan bagi rakyat pribumi dan melahirkan kaum intelektual seperti Soetomo dan Wahidin.

Apa Dampak Boedi Utomo terhadap Gerakan Nasional Lainnya?

Meskipun fokus Boedi Utomo adalah sosial dan budaya, bukan politik, organisasi ini menjadi inspirasi lahirnya berbagai gerakan nasional lain seperti:

  • Sarekat Islam
  • Indische Partij
  • Muhammadiyah
  • Taman Siswa

Mereka mengusung semangat kemajuan, persatuan, dan perlawanan terhadap penjajahan, memperkuat fondasi perjuangan menuju kemerdekaan.

Pada tahun 1948, Presiden Soekarno menetapkan 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional untuk memperingati 40 tahun berdirinya Boedi Utomo. Penetapan resmi dilakukan melalui Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tema dan Logo Hari Kebangkitan Nasional 2025 Resmi dari Komdigi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *