
Mengingat tanggal merah jatuh pada Jumat, libur panjang tiga hari berturut-turut pun tercipta, yakni libur 1 Muharram 1447 H diikuti libur akhir pekan pada Sabtu (28/6/2025) dan Minggu (29/6/2025).
1 Muharram bukan sekadar hari libur biasa bagi umat Islam, namun juga momentum spiritual untuk instropeksi selama satu tahun terakhir, kemudian menata niat untuk satu tahun ke depan.
Agar awal tahun baru Islam 2025 lebih bermakna, berikut kegiatan-kegiatan positif yang bisa Anda lakukan selama libur panjang 1 Muharram 1447 H.
Ide kegiatan libur panjang 1 Muharram 1447

Fokus beribadah
Tingkatkan amalan ibadah dengan lebih sering membaca Al-Qur’an, memanjatkan doa awal tahun, dan menjalankan puasa Asyura.
Bersilaturahmi
Kunjungi teman-teman dan anggota keluarga untuk mempererat tali silaturahmi, juga saling memaafkan atas segala kekhilafan dalam satu tahun terakhir.
Tingkatkan ilmu
Kunjungi acara pengajian, datangi rumah atau pondok ulama untuk menggali ilmu agama dan ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun untuk sesama.
Aktivitas personal
Gunakan waktu luang untuk kembali melakukan hobi atau apapun yang sesuai passion dan yang membuat tubuh serta mental kembali berenergi.
Liburan ringan
Kunjungi destinasi wisata baik sendiri, bersama teman atau keluarga, nikmati “quality time” di lokasi yang dekat-dekat saja.
Sejarah 1 Muharram sebagai awal tahun baru Islam

Sejarah 1 Muharram sebagai awal tahun baru Islam berkenaan dengan penetapan kalender Hijriah pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab.
Dilansir dari Antara, Jumat (20/6/2025), latar belakang kalender Hijriah bermula dari kebingungan yang dirasakan Gubernur Basrah, Abu Musa al-Asyari, karena banyak dokumen resmi yang dibuat tanpa tahun.
Abu Musa kemudian menyurati Khalifah Umar terkait persoalan tersebut, dan Khalifah Umar pun menyadari akar permasalahannya adalah masyarakat Arab pada masa itu hanya mencantumkan bulan dan tanggal tanpa disertai tahun.
Sistem pencatatan bulan dan tanggal tanpa tahun merupakan peninggalan tradisi Arab sebelum Islam, yang pada akhirnya memicu kerumitan dalam urusan administrasi pemerintahan.
Oleh sebab itu, Khalifah Umar kemudian berinisiatif untuk mengumpulkan para sahabat dalam agenda menyusun sistem penanggalan Islam.