2025-07-15
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menangis saat melakukan penyegelan bangunan yang diduga merusak lingkungan di Eiger Adventure Land, Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2025). Kementerian Lingkungan Hidup menginspeksi dan memasang papan pengawasan lingkungan hidup di empat lokasi di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung yang diduga dibangun tanpa persetujuan lingkungan dan berkontribusi dalam banjir di wilayah hilir. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/nz

Lihat Foto

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memperlihatkan sisi emosionalnya saat menghadiri acara “Abdi Nagri Nganjang Ka Warga” di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Senin (14/7/2025).

Di hadapan masyarakat, ia menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi lingkungan yang rusak akibat tambang dan alih fungsi lahan.

Kang Dedi kunaon ceurik wae, lain ceurik teu boga pamajikan, tapi ceurik nyengceurikan ieu lembur (Kang Dedi kenapa terus menangis, bukan menangis karena tak punya istri, tapi menangisi kampung ini),” ujar Dedi, mengutip kalimat yang ia lontarkan di hadapan warga.

Ia menyesalkan banyaknya gunung di wilayah Bogor yang digali untuk keperluan pembangunan properti di Jakarta dan Tangerang.

Batu dan material alam dari Gunung Rentul, misalnya, menjadi bahan baku proyek properti besar yang menyisakan penderitaan bagi warga lokal.

Siapa yang Diuntungkan dari Tambang Gunung di Bogor?

Dedi menyindir para pemilik modal yang memperoleh kekayaan dari hasil tambang, sementara warga sekitar harus menanggung dampaknya.

Gunung Rentul, batu sing gulutuk, jadi wangunan di Tangerang, jadi wangunan di Jakarta, ngalahirkeun properti (gunung, batu menjadi bangunan di Tangerang, Jakarta, melahirkan properti),” ucapnya getir.

Jelema nu baleunghar ti gunung batu nu aya didieu. Ngalahirkeun konglomerat-konglomerat, ari rakyatna masyarakat lebu ngebul, unggal poe jalan renyul (melahirkan para konglomerat, sedangkan rakyatnya hanya menerima debu, tiap hari jalan rusak),” katanya.

Dedi mengungkapkan kesedihannya atas kondisi kesehatan masyarakat yang menurun, terutama akibat Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang dipicu oleh polusi tambang.

“Nu maot unggal usik, penyakit ISPA, kuring ceurik, teungteuingeun ieu nagara, ngakaya ka rakyatna sorangan (yang meninggal banyak, penyakit ISPA saya menangis, tega nian ini negara, membuat rakyat menderita),” tambahnya.

Mengapa Masalah Lingkungan di Parungpanjang Tak Kunjung Tuntas?

Kondisi jalan rusak dan berdebu akibat truk tambang yang melintas di Jalan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/1/2025) siang.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kondisi jalan rusak dan berdebu akibat truk tambang yang melintas di Jalan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/1/2025) siang.

Gubernur Dedi menilai bahwa persoalan kerusakan alam Parung Panjang telah dibicarakan berkali-kali dengan pemerintah kabupaten, namun belum juga ada penyelesaian nyata.

Ia mengajak masyarakat dan pemerintah untuk kembali kepada nilai-nilai kearifan lokal, seperti yang diwariskan oleh Pakuan Pajajaran dan Sri Baduga Maharaja.

Sumoreang ka alam ka tukang baheula, pan aya Pakuan Pajajaran,” katanya.

Ia mengutip filosofi kepemimpinan Sunda dengan mengatakan bahwa raja-raja dahulu menghilang tanpa meninggalkan penderitaan bagi rakyatnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *